Tuesday, September 27, 2016

Inilah Review Tentang Game Technology Augmented Reality


                   Teknologi Augmented Reality merupakan salah satu terobosan yang digunakan pada akhir-akhir ini di bidang interaksi. Penggunaan teknologi ini akan sangat membantu dalam menyampaikan suatu informasi kepada pengguna.
                      Augmented Reality merupakan teknologi interaksi yang menggabungkan antara dunia nyata (real world) dan dunia maya (virtual world). Tujuan dalam penggunaan Teknologi Augmented Reality ini adalah menambahkan pengertian dan informasi pada dunia nyata di mana sistem Augmented Reality mengambil dunia nyata sebagai dasar dan menggabungkan beberapa teknologi dengan menambahkan data kontekstual agar pemahaman seseorang menjadi jelas.

                         Berikut beberapa review mengenai Game Technology Augmented Reality:


1.      Augmented Reality Game therapy For Children With Autism Spectrum Disorder
Oleh S.K Bhatt, N.I De Leon, Adel Anl-Jumaily
School of Electrical, Mechanical and Mechatronics Systems, Faculty of Engineering
University of Technology, Sydney
International Journal on Smart Sensing and Intelligent Systems Vol 7, No.2, March 2014
            Pembahasan ini mengenai game terapi untuk anak-anak dengan kepribadian spectrum autis. Game ini menggunakan teknologi Augmented Reality dengan motivasi dan pelatihan menjadi nyaman dengan interaksi sosial. Game ini dibuat dengan teori Augmented Reality pada deteksi sebuah warna dan mengikuti pergerakan. Game ini didesain untuk mengetahui dasar pada fitur-fitur antar muka dan perasaan untuk mengerti sesuatu dengan sangat mudah. Permainan yang sangat simple dapat dimainkan oleh anak-anak hanya dengan drag dan drop fitur pada muka untuk menggambarkan ekspresi pada muka. Gambar yang telah diletakkan akan membuat anak berkebutuhan khusus ini mengikutinya sesuai dengan gambar yang ada. Jika senang, maka anak ini akan tersenyum.

2.      Using Augmented Reality to Elicit Pretend Play for Children With Autism
Oleh Zhen Bai, Alan F. Blackwell and George Coulouris
            Pembahasan ini mengenai merepresentasikan sebuah benda saat bermain kepada anak-anak autis. Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak seperti itu sangat susah untuk menangkap sesuatu atau berpikir sesuatu secara cepat. Maka dari itu harus dibantu dengan menjelaskan atau merepresentasikan sesuatu benda untuk dapat dibayangkan menjadi benda yang lain dan lebih menarik. Contohnya saat anak autis ini melihat sebuah balok maka yang terlihat di monitor adalah sebuah mobil atau truk. Pembuatannya menggunakan teknlogi Augmented Reality. Anak-anak hanya berdiri di depan monitor dan melihat bahwa di monitor tersebut ada banyak mobil, truk, pesawat, dll yang sebelumnya hanya sebuah balok atau kotak biasa. Cara merepresentasikan sebuah benda kepada anak-anak autis dapat membantu mereka untuk belajar juga dan melatih kecepatan otaknya dalam berpikir. Menggunakan teknologi ini sangat banyak untungnya yaitu tidak terbatas oleh waktu. Anak-anak dapat bermain kapan pun.

3.      An Interactgame ive Augmented Reality Battleship Game Implementation
Oleh Daniel Castro Silva, Vasco Vinhas
Faculdade de Engenharia da Universidade do Porto, Rua Dr.Roberto Frias Portugal
            Pembahasan ini mengenai permainan battleship dari pensil tradisional dan permainan kertas dengan pemodelan bentuk komputerisasi, grafis antarmuka  pengguna logika dengan mengambil keuntungan dari teknologi Augmented Reality untuk memberikan dukungan yang solid, fleksibel dan interaktif untuk logis dan strategi belajar penalaran. Menggunakan Framework ARToolkit untuk menambahkan objek permainan sebagai AR. Pendekatan sistem ini meningkatkan kegunaan dan menutup anatara reaalitas dan tradisional. Teknologi AR ini akan memberikan gambaran secara grafis bahwa pensil dan alas kertas dapat berupa kumpulan kapal yang siap untuk berperang dan dimainkan oleh dua player.

4.      ARkanoid: Development of 3D Game and Handheld Augmented Reality
Oleh Markus Snatoso, Lee Byung Gook
Ph.D Candidate, Visual Content Department, Dongseo University, South Korea
Professor, Visual Content Department, Dongseo University, South Korea
            Pembahasan ini mengenai peneliti berusaha me-remake game 2D ke dalam sesuatu yang baru. Jika dulu hanya 2D dan berupa video game saja, tetapi untuk makalah ini sudah dibuat ke dalam versi 3D dengan menggabungkan teknologi Augmented Reality. Pengguna akan merasa diperkaya dengan presentasi game dengan 3D dan teknologi AR yang menarik daripada game 2D umum.
  
5.      Live Texturing of Augmented Reality Characters from Colored Drawings
Oleh Stephane Magnenant, Dat Tien Ngo8, Fabio Zund, Mattia Ryffel, Gioacchino Noris, Gerhard ROthlin, Alessia Marra, Maurizio Nitti, Pascal Fua, Fellow, IEEE, Markus Gross, Robert W. Sumner*
            Pembahasan ini mengenai pembuatan tekstur pada karakter secara real-time dari pewarnaan pada sebuah bidang gambar. Gambar yang sudah berwarna semula hanya berada di kertas, tetapi sekarang dapat diakses dengan digital menggunakan Teknologi Augmented Reality. Saat anak kecil sudah mewarnai gambaran di sebuah kertas, maka akan di proses di mobile untuk ditampilkan secara real-time. Berawal hanya dapat mewarnai dengan sudut pandang tampak depan saja, dengan aplikasi ini dapat mengubah gambaran yang 2D menjadi 3D sehingga anak-anak dapat memberikaan pewarnaannya dengan berbagai sudut pandang (tampak depan, belakang, samping).

6.      Perancangan Game Kartu Interaktif Berbasis Android Menggunakan Augmented Reality
Oleh Andry Chowanda
            Andry Chowanda menjelaskan hasil dari papernya bahwa dia membuat perancangan game kartu interaktif dengan teknologi Augmented Reality berbasis Android. Pemilihan Teknologi Augmented Reality, karena teknologi ini semakin berkembang pesat dan memberikan dampak positif terhadap perkembangan game. Permainan kartu tradisional ini dapat dibuat menarik dan inovatif dengan bantuan ponsel yang mempunyai operating system android. Cara kerja implementasi teknologi Augmented Reality yaitu input, proses, output atau display. Pertama dengan membaca gambar kartu dengan setiap kartu akan memunculkan objek 3D sesuai dengan kartu dari proses identifikasi kamera. Selanjutnya melalui proses tracking, kamera akan menangkap gambar kartu yang sudah di-map dengan objek 3D. Program akan load objek 3D sesuai dengan mapping gambar kartu dan didapat dari hasil proses yang kemudian ditampilkan pada layar ponsel. Menurut hasil survei yang dilakukan, sangat menarik minat anak-anak bermain kartu secara modern dibandingkan dengan bermain kartu secara tradisional.

7.   Game-base Learning with Augmented Reality – From Technology’s Affordances to Game Design and Educational Scenarios
Oleh Livia Stefan, Florica Moldoveanu
Institute for Computers ITC SA, PhD Student University Politehnica Bucharest, Calea Floreasca 167, Bucharest, Romania

Faculty of Automatic Control and Computer Science, University Politehnica Bucharest, Splaiul Independentei nr. 313, Bucharest, Romania

            Pembahasan ini mengenai pendidikan game melalui pembelajaran dan pelatihan modern strategi untuk melibatkan peserta didik dan merangsang aktif belajar melalui skenario permainan seperti pada makalah ini dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality untuk melaksanakan kelas baru permainan pendidikan dan simulasi game perangkat android dengan grafis 3D dasar menantang dan merangsang prinsip 3D Modelling interaksi dan keterampilan sosial.

8.      Augmented Reality RPG Card-based Game
Oleh Santiago Bedoya-Rodriguez, Christian Gomez-Urbano, Alvaro Uribe-Quevedo dan Christian Quintero
            Penulis menjelaskan bahwa proyek ini menyajikan pengembangan sebuah permainan kartu AR RPG di mana kartu dan papan adalah penanda sehingga pemain dapat menggunakannya dengan atau tanpa komponen. Tujuan dari sistem ini adalah untuk memberikan pengalaman yang fleksibel namun mendalam dan interaktif. Penulis berhasil menerapkan sistem pengenalan pola untuk kartu berbasis permainan AR RPG yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan cara yang intuitif. Menurut test yang dilakukan penulis, pengguna menemukan kemudahan dalam menggunakannya.

9.      A Case Study of Augmented Reality Serious Games
Oleh Fotis Liarokapis, Sara de Freitas
Interactive Worlds Applied Research Group, Serious Games Institute, Coventry University, UK
Pembahasan ini mengenai beberapa masalah di dunia game nyata. Penekanan diberikan pada interface dan interaksi antara pemain dan permainan itu sendiri. pada pembahasan ini disajikan dalam bentuk ARPuzzle dan ARBreakout. Hasil dari studi kasus menunjukkan AR berpotensi merevolusi permainan yang membantu mendidik permainan pemain.

10.  Augmented Reality and Mobile Learning: The state of The Art
Oleh Elizabeth FitzGerald, Anne Adams, Rebecca Ferguson, Mark Gaved, Yishay Mor, Rhodri Thomas
Institute of Educational Technology, Learning and Teaching System, Open University, Walton Hall, Milton Keynes, MK7 6AA

            Pembahasan ini mengenai penyediaan pembelajaran dalam sebuah situasi dengan mobile learning. Pembelajaran fokus pada interaksi dengan “kenyataan” teori situasi pada pembelajaran dan mewaspadai perhatian dalam konten apapun. Pembelajaran ini dapat berupa “E-Learning designer, developer dan edukasi” dari dampak situasi murid pada representasi e-learning mereka. Media yang digunakan utamanya berupa penggabungan pada visual (still images), video, audio dan teks dengan teknologi Augmented Reality.

Kesimpulan
            Setelah menyimpulkan dari masing-masing makalah di atas dapat disimpulkan bahwa AR mampu membuat manusia turut merasakan keadaan dengan nyata. Teknologi AR ini biasanya digunakan untuk penelitian pendidikan, kesehatan, latihan militer, Engineering Design, dll. Banyak yang memaanfaaatkan teknologi ini untuk merepresentasikan objek 2D menjadi 3D agar lebih terlihat nyata dan detail.
            Kesimpulan lainnya saya dapat menarik sebuah topik baru atau ide baru dengan teknologi Augmented Reality. Saya mempunyai ide untuk membuat “Buku Cerita Berisi Benda-Benda Simple untuk Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (Anak Autis) dengan Teknologi Augmented Reality”. Kita mengetahui bahwa perkembangan berpikir anak autis tentu berbeda dengan pola pikir anak normal. Anak autis lebih lama dalam menaangkap sesuatu hal yang baru baginya. Perlu pendekatan yang baik agar kita dapat menjelaskan sesuatu kepadanya. Pendekatan yang saya rasa cukup dekat yaitu dengan bercerita kepada mereka. Saya ingin membuat buku cerita yang berisi tentang banyaknya bangun, benda-benda simple seperti balok, kubus, kerucut, persegi, persegi panjang, lingkaran, layang-layang, dll nya. Benda-benda simple itu akan berada pada posisi per halaman mewakili satu benda. Di dalam satu lembar akan ada gambar benda dan keterangan benda itu akan menjadi apa beserta cerita. Misalnya, pada halaman pertama terdapat persegi panjang, keterangan benda “Bus” dan cerita tentang Bus. Pada bidang kertas, benda itu akan terlihat hanya gambaran 2D saja, akan tetapi akan menggunakan teknologi AR sehingga benda 2D di kertas itu akan menjadi 3D dan membentuk benda, misal “Bus” secara detail, ada roda, kaca, spion dan berwarna. Jadi kita yang akan menjelaskan kepada anak itu bahwa benda yang diihat dia, misal “Bus” yaitu alat transportasi dengan 4 roda besar dan berwarna, kita sendiri yang akan menyampaikan cerita tentang benda sesuai dengan gaya bahasa masing-masing individu.



No comments:

Post a Comment