Teknologi Augmented Reality merupakan
salah satu terobosan yang digunakan pada akhir-akhir ini di bidang interaksi.
Penggunaan teknologi ini akan sangat membantu dalam menyampaikan suatu
informasi kepada pengguna.
Augmented Reality merupakan teknologi interaksi yang
menggabungkan antara dunia nyata (real world) dan dunia maya (virtual world).
Tujuan dalam penggunaan Teknologi Augmented Reality ini adalah menambahkan
pengertian dan informasi pada dunia nyata di mana sistem Augmented Reality
mengambil dunia nyata sebagai dasar dan menggabungkan beberapa teknologi dengan
menambahkan data kontekstual agar pemahaman seseorang menjadi jelas.
Berikut beberapa review mengenai Game Technology Augmented Reality:
1.
Augmented
Reality Game therapy For Children With Autism Spectrum Disorder
Oleh S.K Bhatt, N.I De Leon, Adel
Anl-Jumaily
School of Electrical, Mechanical
and Mechatronics Systems, Faculty of Engineering
University of Technology, Sydney
International Journal on Smart
Sensing and Intelligent Systems Vol 7, No.2, March 2014
Pembahasan ini mengenai game terapi
untuk anak-anak dengan kepribadian spectrum autis. Game ini menggunakan
teknologi Augmented Reality dengan
motivasi dan pelatihan menjadi nyaman dengan interaksi sosial. Game ini dibuat
dengan teori Augmented Reality pada
deteksi sebuah warna dan mengikuti pergerakan. Game ini didesain untuk
mengetahui dasar pada fitur-fitur antar muka dan perasaan untuk mengerti
sesuatu dengan sangat mudah. Permainan yang sangat simple dapat dimainkan oleh
anak-anak hanya dengan drag dan drop fitur pada muka untuk menggambarkan
ekspresi pada muka. Gambar yang telah diletakkan akan membuat anak berkebutuhan
khusus ini mengikutinya sesuai dengan gambar yang ada. Jika senang, maka anak
ini akan tersenyum.
2.
Using
Augmented Reality to Elicit Pretend Play for Children With Autism
Oleh Zhen Bai, Alan F. Blackwell
and George Coulouris
Pembahasan ini mengenai
merepresentasikan sebuah benda saat bermain kepada anak-anak autis. Seperti
yang kita ketahui bahwa anak-anak seperti itu sangat susah untuk menangkap
sesuatu atau berpikir sesuatu secara cepat. Maka dari itu harus dibantu dengan
menjelaskan atau merepresentasikan sesuatu benda untuk dapat dibayangkan
menjadi benda yang lain dan lebih menarik. Contohnya saat anak autis ini
melihat sebuah balok maka yang terlihat di monitor adalah sebuah mobil atau
truk. Pembuatannya menggunakan teknlogi Augmented Reality. Anak-anak hanya
berdiri di depan monitor dan melihat bahwa di monitor tersebut ada banyak
mobil, truk, pesawat, dll yang sebelumnya hanya sebuah balok atau kotak biasa.
Cara merepresentasikan sebuah benda kepada anak-anak autis dapat membantu
mereka untuk belajar juga dan melatih kecepatan otaknya dalam berpikir.
Menggunakan teknologi ini sangat banyak untungnya yaitu tidak terbatas oleh
waktu. Anak-anak dapat bermain kapan pun.
3.
An
Interactgame ive Augmented Reality Battleship Game Implementation
Oleh Daniel Castro Silva, Vasco
Vinhas
Faculdade de Engenharia da
Universidade do Porto, Rua Dr.Roberto Frias Portugal
Pembahasan ini mengenai permainan
battleship dari pensil tradisional dan permainan kertas dengan pemodelan bentuk
komputerisasi, grafis antarmuka pengguna
logika dengan mengambil keuntungan dari teknologi Augmented Reality untuk
memberikan dukungan yang solid, fleksibel dan interaktif untuk logis dan
strategi belajar penalaran. Menggunakan Framework ARToolkit untuk menambahkan
objek permainan sebagai AR. Pendekatan sistem ini meningkatkan kegunaan dan
menutup anatara reaalitas dan tradisional. Teknologi AR ini akan memberikan
gambaran secara grafis bahwa pensil dan alas kertas dapat berupa kumpulan kapal
yang siap untuk berperang dan dimainkan oleh dua player.
4.
ARkanoid:
Development of 3D Game and Handheld Augmented Reality
Oleh Markus Snatoso, Lee Byung Gook
Ph.D Candidate, Visual Content
Department, Dongseo University, South Korea
Professor, Visual Content Department,
Dongseo University, South Korea
Pembahasan ini mengenai peneliti
berusaha me-remake game 2D ke dalam
sesuatu yang baru. Jika dulu hanya 2D dan berupa video game saja, tetapi untuk
makalah ini sudah dibuat ke dalam versi 3D dengan menggabungkan teknologi
Augmented Reality. Pengguna akan merasa diperkaya dengan presentasi game dengan
3D dan teknologi AR yang menarik daripada game 2D umum.
5.
Live
Texturing of Augmented Reality Characters from Colored Drawings
Oleh Stephane Magnenant, Dat Tien
Ngo8, Fabio Zund, Mattia Ryffel, Gioacchino Noris, Gerhard ROthlin, Alessia
Marra, Maurizio Nitti, Pascal Fua, Fellow, IEEE, Markus Gross, Robert W.
Sumner*
Pembahasan ini mengenai pembuatan
tekstur pada karakter secara real-time
dari pewarnaan pada sebuah bidang gambar. Gambar yang sudah berwarna semula
hanya berada di kertas, tetapi sekarang dapat diakses dengan digital
menggunakan Teknologi Augmented Reality.
Saat anak kecil sudah mewarnai gambaran di sebuah kertas, maka akan di proses
di mobile untuk ditampilkan secara real-time.
Berawal hanya dapat mewarnai dengan sudut pandang tampak depan saja, dengan
aplikasi ini dapat mengubah gambaran yang 2D menjadi 3D sehingga anak-anak
dapat memberikaan pewarnaannya dengan berbagai sudut pandang (tampak depan,
belakang, samping).
6.
Perancangan
Game Kartu Interaktif Berbasis Android Menggunakan Augmented Reality
Oleh Andry Chowanda
Andry
Chowanda menjelaskan hasil dari papernya bahwa dia membuat perancangan game
kartu interaktif dengan teknologi Augmented
Reality berbasis Android. Pemilihan Teknologi Augmented Reality, karena teknologi ini semakin berkembang pesat
dan memberikan dampak positif terhadap perkembangan game. Permainan kartu
tradisional ini dapat dibuat menarik dan inovatif dengan bantuan ponsel yang
mempunyai operating system android.
Cara kerja implementasi teknologi Augmented
Reality yaitu input, proses, output atau display. Pertama dengan membaca
gambar kartu dengan setiap kartu akan memunculkan objek 3D sesuai dengan kartu
dari proses identifikasi kamera. Selanjutnya melalui proses tracking, kamera
akan menangkap gambar kartu yang sudah di-map dengan objek 3D. Program akan load objek 3D sesuai dengan mapping gambar kartu dan didapat dari
hasil proses yang kemudian ditampilkan pada layar ponsel. Menurut hasil survei
yang dilakukan, sangat menarik minat anak-anak bermain kartu secara modern
dibandingkan dengan bermain kartu secara tradisional.
7. Game-base
Learning with Augmented Reality – From Technology’s Affordances to Game Design
and Educational Scenarios
Oleh Livia Stefan, Florica Moldoveanu
Institute for Computers ITC
SA, PhD Student University Politehnica Bucharest, Calea Floreasca 167,
Bucharest, Romania
|
Faculty of Automatic Control
and Computer Science, University Politehnica Bucharest, Splaiul Independentei
nr. 313, Bucharest, Romania
|
Pembahasan ini mengenai pendidikan
game melalui pembelajaran dan pelatihan modern strategi untuk melibatkan
peserta didik dan merangsang aktif belajar melalui skenario permainan seperti
pada makalah ini dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality untuk
melaksanakan kelas baru permainan pendidikan dan simulasi game perangkat
android dengan grafis 3D dasar menantang dan merangsang prinsip 3D Modelling
interaksi dan keterampilan sosial.
8.
Augmented
Reality RPG Card-based Game
Oleh Santiago Bedoya-Rodriguez,
Christian Gomez-Urbano, Alvaro Uribe-Quevedo dan Christian Quintero
Penulis menjelaskan bahwa proyek ini
menyajikan pengembangan sebuah permainan kartu AR RPG di mana kartu dan papan
adalah penanda sehingga pemain dapat menggunakannya dengan atau tanpa komponen.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk memberikan pengalaman yang fleksibel namun
mendalam dan interaktif. Penulis berhasil menerapkan sistem pengenalan pola
untuk kartu berbasis permainan AR RPG yang memungkinkan pengguna untuk
berinteraksi dengan cara yang intuitif. Menurut test yang dilakukan penulis,
pengguna menemukan kemudahan dalam menggunakannya.
9.
A
Case Study of Augmented Reality Serious Games
Oleh Fotis Liarokapis, Sara de
Freitas
Interactive Worlds Applied Research
Group, Serious Games Institute, Coventry University, UK
Pembahasan
ini mengenai beberapa masalah di dunia game nyata. Penekanan diberikan pada
interface dan interaksi antara pemain dan permainan itu sendiri. pada
pembahasan ini disajikan dalam bentuk ARPuzzle dan ARBreakout. Hasil dari studi
kasus menunjukkan AR berpotensi merevolusi permainan yang membantu mendidik
permainan pemain.
10. Augmented Reality and Mobile
Learning: The state of The Art
Oleh Elizabeth FitzGerald, Anne
Adams, Rebecca Ferguson, Mark Gaved, Yishay Mor, Rhodri Thomas
Institute of Educational
Technology, Learning and Teaching System, Open University, Walton Hall, Milton
Keynes, MK7 6AA
Pembahasan ini mengenai penyediaan
pembelajaran dalam sebuah situasi dengan mobile learning. Pembelajaran fokus
pada interaksi dengan “kenyataan” teori situasi pada pembelajaran dan
mewaspadai perhatian dalam konten apapun. Pembelajaran ini dapat berupa
“E-Learning designer, developer dan edukasi” dari dampak situasi murid pada
representasi e-learning mereka. Media yang digunakan utamanya berupa
penggabungan pada visual (still images), video, audio dan teks dengan teknologi
Augmented Reality.
Setelah menyimpulkan dari
masing-masing makalah di atas dapat disimpulkan bahwa AR mampu membuat manusia
turut merasakan keadaan dengan nyata. Teknologi AR ini biasanya digunakan untuk
penelitian pendidikan, kesehatan, latihan militer, Engineering Design, dll. Banyak
yang memaanfaaatkan teknologi ini untuk merepresentasikan objek 2D menjadi 3D
agar lebih terlihat nyata dan detail.
Kesimpulan lainnya saya dapat
menarik sebuah topik baru atau ide baru dengan teknologi Augmented Reality. Saya
mempunyai ide untuk membuat “Buku
Cerita Berisi Benda-Benda Simple untuk Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus
(Anak Autis) dengan Teknologi Augmented Reality”. Kita mengetahui bahwa
perkembangan berpikir anak autis tentu berbeda dengan pola pikir anak normal. Anak
autis lebih lama dalam menaangkap sesuatu hal yang baru baginya. Perlu pendekatan
yang baik agar kita dapat menjelaskan sesuatu kepadanya. Pendekatan yang saya
rasa cukup dekat yaitu dengan bercerita kepada mereka. Saya ingin membuat buku
cerita yang berisi tentang banyaknya bangun, benda-benda simple seperti balok,
kubus, kerucut, persegi, persegi panjang, lingkaran, layang-layang, dll nya. Benda-benda
simple itu akan berada pada posisi per halaman mewakili satu benda. Di dalam
satu lembar akan ada gambar benda dan keterangan benda itu akan menjadi apa beserta
cerita. Misalnya, pada halaman pertama terdapat persegi panjang, keterangan
benda “Bus” dan cerita tentang Bus. Pada bidang kertas, benda itu akan terlihat
hanya gambaran 2D saja, akan tetapi akan menggunakan teknologi AR sehingga
benda 2D di kertas itu akan menjadi 3D dan membentuk benda, misal “Bus” secara
detail, ada roda, kaca, spion dan berwarna. Jadi kita yang akan menjelaskan
kepada anak itu bahwa benda yang diihat dia, misal “Bus” yaitu alat
transportasi dengan 4 roda besar dan berwarna, kita sendiri yang akan
menyampaikan cerita tentang benda sesuai dengan gaya bahasa masing-masing
individu.